BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata
“kebudayaan” berasal dari kata sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak
dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal.dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan sebagai “ hal – hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.
Kebudayaan
umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur-unsur
kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa-bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur
kebudayaan universal, yaitu:[1]
- Sistem religi yang meliputi: sistem kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara keagamaan.
- Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, perkumpulan.
- Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia.
- Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk: lisan, tulisan.
- Kesenian yang meliputi: seni patung/ pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vocal, music, bangunan, kesusastraan, drama.
- Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan, perikanan,perdagangan.
- Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi: produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan, senjata.
[2]Budaya adalah suatu
pola hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. budaya merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga sering dianggap warisan genetis. Namun
ketika seseorang berusaha untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan berusaha menyesuaikan perbedaan
tersebut, ini membuktikan bahwa
kebudayaan itu dipelajari. Kebudayaan
terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari yang normatif. Artinya
mencakup segala cara atau pola berpikir, merasakan dan bertindak.
Kebudayaan
telah diperluas dan didinamisasi, meskipun orang sering membedakan antara
kebudayaan dan peradaban. Tetapi pada dasarnya
keduanya menyatu dalam pengertian kebudayaan secara luas dan dinamis.
Dengan
demikian, tak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tak
ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
B.
Rumusan Masalah
- Apakah timah telah ditemukan sebelumnya di Bintan, yang secara geografis lebih dekat hubungannya dengan Johor dan Siantan ? Apakah timah sebetulnya sudah ditemukan di Belitung ketika besi dihasilkan dari gunung Selumar ? timah di Bangka dengan pasti telah dihasilkan sebelum Wan Akup datang di Bangka pada tahun 1733. Jadi, bagaimana duduk perkara tahun 1709 yang sering disebut sebagai tahun penemuan timah dibangka.
- Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
Sistem religi,
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial, Sistem pengetahuan, Bahasa,
Kesenian, Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi, Sistem peralatan
hidup atau teknologi.
C.
Tujuan
- Untuk mengetahui Sejarah Awal Penemuan Timah Bangka.
- Untuk mengetahui Pengertian Antropologi dan 7 unsur kebudayaan Bangka.
- Untuk mengetahui pengertian toponim Bangka.
- Untuk mengetahui Perubahan Pola Hidup Masyarakat Bangka.
BAB II
PEMBAHASAAN
A.
Sejarah Awal Penemuan
Timah Bangka
[3]Penemuan timah pertama
kali di pulau Bangka memiliki beberapa versi. Setidaknya catatan yang ditulis
oleh heidhues menyebutkan tiga versi
penemuan, yakni pada tahun 1707, 1709, dan tahun 1711. Awal pertama kali timah
ditemukan di pulau Bintan, sebagaimana seluruh wilayah Kepulauan Riau, adalah
bawahan Sriwijaya. Sesudah runtuhnya Sriwijaya, Bintan berdaulat dan tidak
berada dibawah taklukan kerajaan lain di Sumatra.
Alasan yang mengatakan
dugaan bahwa timah pertama kali ditemukaan di pulau Bintan pada awal abad ke –
13 sudah menjadi kerajaan yang terkenal, dan Negara ini mempunyai hubungan baik
dengan Negara – negara semenanjung , yang telah mengenal timah jauh sebelumnya,
yakni abad ke-5 secara geologis, bintan memang mengndung timah walaupun tidak
kaya. Sebenarnya sebagian besar pulau-pulau riua yang terletak di antara Bangka
dan Semenanjung, yang termasuk dalam “ sabuk Timah Asia Tenggara “ memang
mengandung Timah.
Pulau Bangka pada tahun
1803 membagi penduduk Bangka pada waktu itu terbagi dalam 4 kasta, yaitu :
- Cina
- Melayu
- Orang bukit (disebut juga orang gunung / orang darat )
- Orang laut
B.
Pengertian Antropologi dan
7 unsur kebudayaan Bangka
Istilah Antropologi
berasal dari bahasa Yunani, anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan
logos berarti pikiran atau ilmu. Secara sederhana, pengertian Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia.
menurut Koentjaraningrat,
ahli Antropologi Indonesia, Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang dihasilkan.
Menurut William A
Haviland, ahli Antropologi asal Amerika Serikat, Pengertian Antropologi adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari keanekaragaman manusia dan kebudayaannya.
Dengan mempelajari kedua hal tersebut, Antropologi adalah studi yang berusaha
menjelaskan tentang berbagai macam bentuk perbedaan dan persamaan dalam aneka ragam
kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat,
antropologi memiliki 7 unsur kebudayaan :
- Sistem Realigi/ kepercayaan
Kepercayaan
masyarakat terdiri dari unsur / komponen, yaitu emosi yang menyebabkan manusia
bersikap religius. Komponen kepercayaan adalah sistem keyakinan yang mengandung
segela keyakinan manusia tentang supranatural, wujud alam gaib, nilai dan norma
dari kepercayaan, selanjutnya sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha
manusia untuk mencari hubungan dengan dewa – dewa.Kepercayaan masyarakat
mempunyai fungsi antara lain :[4]
a.
Produktif termasuk semua praktek yang
menyangkut kegiatan produksi misalnya bercocok tanam, pembuatan alat, kegiatan
dalam perdagangan dan lain – lain.
b.
Protektif / penolakan, termasuk segala
praktek ilmu gaib untuk menghindari / menolak bencana. Misalnya tumbuhan (
tanaman) atau hewan dan praktek ilmu gaib untuk menyembuhkan penyakit manusia,
seperti upacara tolak balak, tolak penyakit.
c.
Agresif, perbuatan ilmu gaib yang bertujuan
merugikan, menyerang, menyakiti dan membunuh.
d.
Meramal, praktek meramal berdasarkan
perhitungan ilmu perbintangan.
- Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
a.
Kulturasi, yang berarti kebudayaan.
1)
Nganggung
Nganggung merupakan budaya
daerah Negeri Serumpun Sebalai. Budaya nganggung secara turun temurun sudah
membudaya di masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. Tradisi itu ialah Nganggung,
yaitu sebuah kegiatan gotong royong kepala keluarga membawa dulang yang terbuat
dari alumunium dan juga ada yang terbuat dari kuningan, berisi makanan sperti kue,
nasi dan juga lauk-pauk ke mesjid atau langgar sesuai dengan status atau
kemampuan tiap pintu rumah. Dulang ditutupi dengan tudung saji yang dibuat dari
daun sejenis pandan atau sebagianya dan di beri warna menggunakan cat.
2)
Milang ari
Milang ari adalah
upacara yang berhubungan dengan Crisis Rate, atau upacara yang berhubungan
dengan tahapan kehidupan manusia khususnya yang berhubungan dengan kematian.
Pihak keluarga yang meninggal dunia mengadakan sedekah untuk mengenang yang
meninggal dunia, dimulai pada hari pertama sampai hari ketujuh, kemudian pada
hari kedua puluh lima ( nyelawe ), empat puluh hari, seratus hari ( nyeratus )
kemudian seribu hari ( nyeribu ), kemudian dilaksanakan pada tiap tahun yang
disebut Naun.
b.
Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam
ilmu Sosiologi yang berarti proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat)
kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu. Contohnya Tari Batak Sejak
dulu orang Batak tinggal di berbagai wilayah medan Sumatra utara baik di daerah
terpencil maupun di dalam pusat kota medan Sumatra utara. Ada yang tinggal di
pesisir, di tengah kota dan pinggir kota. Perbedaan tempat tinggal menyebabkan
perbedaan kebiasaan dan karakter. Selain itu interaksi dengan suku bangsa lain
memberi ciri khas bagi orang Batak. Tari yang diciptakanpun berbeda. Interaksi
orang Batak dengan suku jawa pun berbeda dengan tercipta tari cokek, lenong,
dan gambang kromong.
c.
Asimilasi, percampuran dua kebudayaan atau
lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan. Contohnya Tika adalah orang Batak yang
menyukai tarian tor-tor. Ia berteman baik dengan Rizki yang merupakan orang
Bangka dan bisa menari dengan tarian tradisionalnya yaitu tarian campak. Karena
keduanya terus menerus berinteraksi, maka terjadilah percampuran budaya yang
menghasilkan budaya baru. Maksudnya.. Tika akhirnya punya tarian baru yang
merupakan hasil penyatuan tarian Batak dan tarian campak, tetapi tarian barunya
ngga mirip sama tarian Batak atau tarian campak.
- Sistem pengetahuan
meliputi pengetahuan
tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku
antar sesama manusia.
a.
Flora dan fauna
Di dalam wilayah kota
pangkal pinang jenis tanaman ( flora )
yang dominan adalah kelapa, karet, buah-buahan dan lada yang terdapat
disepanjang utara sampai timur di pesisir laut cina selatan. Sedangkan dalam
hal fauna, kota pangkalpinang terkenal akan hasil laut dan beberapa hasil
perikanan darat. Dalam penduduk keturanan tionghoa binatang piaraan yang
populasinya adalah binatang anjing.
- Bahasa
[5]Bahasa yaitu alat untuk
berkomunikasi berbentuk: lisan, tulisan. Berdasarkan Schets-taalkaart atau peta
bahasa dari Residen Bangka terbitan tahun 1889 Masehi yang disusun oleh K.F.
Holle, seorang penasihat kehormatan penduduk pribumi, melalui data yang
diberikan oleh pejabat Administrasi Pemerintahan Dalam Negeri , bekerjasama
dengan Biro Topografi di Batavia ( Biro didirikan tanggal 25 Februari 1864 ),
dinyatakan, bahwa terdapat enam dialek bahasa yang dipergunakan oleh masyrakat
di Keresidenan Bangka yaitu Daratsche dialecten ( dialek orang darat ),
Maporeesch dialecten ( dialek Mapor ), Chineesch dialecten ( dialek Cina),
Rijau – Lingga dialecten ( dialek Riau – Lingga), Bangka Maleisch dialecten (
dialek Melayu Bangka), dan Sekaahsch dialecten ( dialek Sekak ).
1)
Dialek
Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda
menurut pemakai atau penutur bahasa. Dialek atau variasi bahasa berdasarkan
Schets – Taalkaart atau Peta Bahasa dari Residen Bangka di atas menunjukkan,
bahwa variasi bahasa yang digunakan lebih cenderung pada dialek sosial karena
perbedaannya terletak pada golongan tertentu atau etnis tertentu di masyarakat
sebagai penuturnya yaitu orang melayu dengan dialek Bangkanya dengan jumlah
penutur sekitar 4.903 penutur, orang Cina dengan dialek Cinanya dengan jumlah
penutur sekitar 10.052 penutup dan orang Mapor dengan dialek Mapornya, serta
orang Riau Lingga dengan dialek Riau Lingganya, kemudian dialek yang berkembang
di Keresidenan Bangka juga didasarkan pada dialek regional karena penuturnya
tinggal ditempat atau wilayah tertentu seperti orang pribumi Bangka dengan
dialek daratnya dan orang laut pribumi Bangka dengan dialek Sekaknya. Jumlah
penutur pribumi Bangka orang darat dan orang laut berkisar sekitar 26.291 penutur.
Dialek atau variasi bahasa sebagai bagian
dari ragam bahasa di pulau Bangka sangat penting untuk dipelajari mengingat
bahasa indonesi yang kita gunakan sekarang berasal dari bahasa melayu dari
melayu kuno.
2)
Pengaruh bahasa Cina dalam kegiatan
pertambangan Timah di Bangka
[6]Istilah
dalam bahasa cina yang digunakan rutin dalam kegiatan penambangan timah.
|
Istilah dari peralatan
Bor
|
Istilah dalam pekerjaan
Bor
|
Istilah jenis lapisan
tanah
|
|
|
Cam
Cikulin
Lincin
Tongkok sa Tongkong kiok
Lok sok
|
= bor
= auger, bor spiral
= lonceng bor
= kunci buluh
= pipa bersepatu
(pipa pertama )
= tali cabut pipa
|
-
Kiam kiam = memompa dengan cepat atau
tumbuk rapat-rapat
-
Jau (yaw) = goyang
-
Pang = cabut
-
Pang nai = cabut lonceng
-
Pang liaw = cabut habis
-
Ngiw = tekan
-
Kim = tekan
-
Sui = air
-
Tun = tumbuk
|
-
Kak = lapisan lempung
-
Min sa kak = lemung pasir kasar
-
Fau sa kak = lempung keras
-
Lo ko kak = kerikil lempung
-
Fo saw sa = lapisan pasir halus padat
tersementasi
-
Bu nai = lempung lemah hitam
-
Let si koy = lapisan tanah bersian
-
Kong = batuan dasar, bed rock
-
Tap kong = diatas kong
-
Kaksa = lapisan timah di atras kong
-
Sung sa = pasir naik
-
Miensa kak = pasir kasar hasil pelapukan
bed rock
-
Lo ko kak = lapisan kerikil lempung
-
Su yap = lapisan humus daun
|
- Kesenian
Kesenian
yang meliputi, seni patung/ pahat, relief, lukis dan gambar, rias, vocal,
music, bangunan, kesusastraan, drama.
a)
Alat Musik Tradisional Kota Pangkalpinang
Musik adalah
suatu pernyataan jiwa ataupun isi hati seseorang atau sekelompok orang, yang
dinyatakan dalam bentuk-bentuk bunyi-bunyian, yang dilengkapi dengan melodi,
irama (ritme) serta tempo yang teratur sehingga melahirkan bunyi yang harmoni
dan indah. Seni musik merupakan salah satu kesatuan yang erat hubungannya
dengan sejarah peradaban manusia, tempat manusia mencurahkan perasaan hatinya,
melukiskan getaran jiwa, khayalan dan imajinasi dalam pikiran.
Seni musik
adalah cerminan dari tiap-tiap peristiwa didalam sejarah peradaban manusia, dan
merupakan salah satu syarat penting dalam kehidupan umat manusia. Music
memiliki fungsi-fungsi antara lain :
1)
Fungsi individual, yaitu memberikan kepuasan
batin bagi penciptanya
2)
Fungsi sosial, yaitu dipakai dalam upacara
adat, sebagai alat hiburan, dan lain-lain.
Bentuk musik
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Musik vocal, Musik instrumental dan
Musik campuran
Ada beberapa aliran atau
jenis musik, antara lain :
1)
Musik tradisional
Musik tradisional adalah
musik yang memiliki aliran ataupun faham tradisi atau adat. Keberadaan music
tradisional berkaitan dengan adat istiadat yang terdapat dalam suatu masyarakat
2)
Musik daerah
Musik daerah dapat
dianggap sebagai pengembangan dari musik tradisional, dan tidak terlalu terikat
pada adat istiadat.
3)
Musik modern
Musik modern merupakan
hasil interaksi dengan masyarakat penggemarnya dan sesuai dengan kemajuan zaman.
b)
alat musik tradisional yang ada di
pangkalpinang antara lain :
1)
Dambus
“Dambus“ ( ada yang
menyebutnya gambus) sebenarnya berasal daerah lain, namun demikian sudah lama
dikenal serta digunakan oleh masyarakat pangkalpinang secara turun-temurun.
2)
Gendang
Gendang biasanya dipakai
untuk mengiringi permainan gitar dambus, campak, atau bedaek. Gentang juga
dipakai untuk mengiringi arak-arakan penganten, upacara menyambut tamu, dan
lain-lain. Keberadaan gendang dalam sejarah musik melayu sudah lama ada seiring
sengan perkembangan musik melayu. Jenis-jenis gendang antara lain : Gendang
biasa dan Gendang hadrah.
3)
Gong
Gong merupakan alat music
pengiring alat-alat music yang lain, terbuat dari logam kuningan dalam ukuran
yang besar, bahkan ada yang garis tawangnya melebihi 1 meter.
4)
Kelinang
Kelinang terbuat dari
logam kuningan dengan bentuk menyerupai gong, namun lebih kecil. Ukuran
lingkaran tawangnya +18 cm dengan panjang tawangan +10 cm. seperangkat terdiri
dari 5 buah, dengan nada yang berbeda.
5)
Tawak-tawak
Tawak-tawak berbentuk sama
dengan kelinang, hanya ukurannya saja yang lebih besar. Panjang tawangan
berkisar antara 10-15 cm. garis tengah lingkaran tawang mencapai 40-45 cm.
dimainkan dengan cara sama dengan kelinang. Dipakai dalam hampir semua music tradisional,
kecuali hadrah.
c)
Bangunan tata kota Pangkalpinang
kelenteng
kwan tiem miaw, GPDI “ maranata, kubur belanda ( kerkhop ), masjid jamik,
museum timah, gereja, makam-makam tua orang cina dan pemakaman sentosa,
perkembangan agama khatolik, seperti gereja cathedral dan sekolah misi
dipangkalpinang, tugu pergerakan kemerdekaan, rumah residen dan bangunan
disekitarnya, taman kota taman sari, rumah sakit bakti timah, menara air minum,
wisma timah 1, mesjid al-mukarrom Tuatunu, post telegraaf en telefoondienst ( ptt
), hsc ( hollaandsch-chineesche school ).
- Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi.
Sistem yang
meliputi, berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan,
perikanan,perdagangan.
a)
Ngelapun atau berasuk
[7]Sumber perekonomian utama
Bangka masa lalu adalah berladang yang disebut beume, selain beume, masyarakat
melakukan pekerjaan lain seperti mencari ikan disungai dengan menggunakan kail
atau pancing, yang disebut ngebanjur atau ngerawi, menggunakan tekalek (
sejenis bubu dalam ukuran yang kecil ), serumbung ( bambu yang diberi lobang
untuk perangkap) dan bubu ( alat perangkap yang terbuat dari anyaman bamboo
atau rotan ), disamping itu untuk menangkap ikan masyarakat juga sering
menggunakan tuba ( sejenis tumbuhan yang digunakan untuk meracuni ikan ).
Untuk
menagkap ikan disungai, masyarakat juga biasanya melakukannya dengan cara
bergotong royong bersama melalui aktivitas seperti ngempeng ( menutup aliran
anak sungai ), ngeroh aik ( membuat air menjadi keruh ), dan nirok nanggok ( menangkap
ikan dengan alat sejenis tombak dan tanggok ). Kemudian masyarakat juga berburu
binatang dan mencari lebah dihutan untuk diambil madunya. Kegiatan berburu
binatang seperti burung biasanya dilakukan dengan menggunakan repas atau
penangkap yang didalamnya diletakkan penganti yaitu burung betina sebagai
pemikat, kemudian juga digunakan pulut, yaitu sejenis ramuuan yang lengket
terbuat dari campuran getah-getah pohon. Kemudian secara berkelompok masyarakat
berburu binatang seperti kijang, pelanduk, dan rusa yang disebut dengan kegiatan
belapun atau berasuk.
b)
Musung madu
Musung
adalah kegiatan mencari dan megumpulkan madu lebah yang dalam bahasa Bangka
disebut dengan aik madu. Lebah-lebah yang hidup dihutan diambil madunya dengan
cara dipusung
yaitu membuat lebah meninggalkan sarangnya dengan cara menggunakan asap.
Dihutan pulau Bangka banyak terdapat lebah yang menghasilkan madu berkualitas
dengan rasa sesuai dengan bunga pohon yang dihisap oleh lebah. Jenis-jenis rasa
madu tersebut misalnya bisa rasa pahit, karena lebah menghisap bunga atau
kembang dari pohon pelawan, kemudian bisa terasa manis bila lebah menghisap
bunga dari pohon sama, pohon pulas dan pohon mesira.
Kegiatan
musung madu dilakukan secara berkelompok, biasanya dimulai dengan mencari
lokasi tembat lebah bersarang. Berdasarkan lokasi tempatnya bersarang, madu
dapat dibedakan atas dua jenis yaitu Madu Suangau dan Madu Dahan. Bila
menemukan sarang madu biasanya diberi tanda dengan menakel pohon tempat madu
bersarang dengan tanda tertentu dan diberi syarat dengan jampi agar madu
tersebut tidak diganggu atau diambil oleh orang lain.
Bila sarang
lebah yang ditemukan bagian bawah sarangnya telah membesar perulun (kantung –kantung air
madu) telah penuh dan bagian sarang yang tipis berisi anak-anak lebah (air madu
dan air madu berada dalam kantung terbuat dari lilin), maka sarang lebah
tersebut sudah disiap untuk dipusung. Sebelum melakukan pemusungan perlu
disiapkan peralatan memusung yang disebut nyenyamu, terbuat dari kumpulan
dari ranting kayu kering sepanjang sekitar satu meter, dengan ukuran selebar
paha orang dewasa. Ranting kering lalu dibungkus atau dibalut dengan dedaunan
hijau dari tunas-tunas kayu sepanjang satu meter, setelah dibalut rata dengan
dedaunan tadi, lalu dibalut dengan tali ketakung atau ketuyut, atau jenis akar kayu lainnya.
Bila
nyenyamu sudah siap, maka dibakar pada bagian nyenyamu yang lebih kecil, bila
api telah merata memakan ranting kering
dalam lilitan yang dibungkus tunas-tunas kayu
basah tadi, maka akan keluar asap pekat dari bagian nyenyamu yang lebih
besar. Bila madu yang dipusung itu madu
sunggau, pemusung tidak perlu naik keatas pohon akan tetapi cukup memulai
pengasapan dari bagian pangkal sunggau dengan asap yang keluar dari bagian nyenyamu
yang lebih besar.
- Sistem peralatan hidup atau teknologi
Sistem yang meliputi:
produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi
dalam bentuk wadah, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan perumahan,
senjata.
a)
Pakaian dan perhiasan
Pakaian adat
pangkalpinang memiliki kesamaan dan identik dengan pakaian adat melayu di
kepulauan Riau terutama pada corak dan model pakaian, pada warna dan tenunan
sutera tampak pula adanya nuansa budaya cina.
[8]Pakaian dan perhiasan pengantin
adat paksian pangkalpinang Bangka Belitung terdiri dari :
1)
Pakaian pengantin perempuan
Baju atas
dinamakan baju kurung warna merah atau warna ungu biasanya terbuat dari bahan
sutra atau bludru yang zaman dulu disebut baju seting dengan hiasan manik-manik
dan dilengkapi dengan penutup dada yang dinamkan teratai, kemudian pengantin
dilengkapi dengan hiasan kepala yang disebut paksian. Hiasan kepala dilengkapi
asesoris berupa konde tilang yang terbuat dari gulungan atau lipatan daun
pandan yang didalamnya diisi bunga rampai, kemudian pengantin menggunakan sarung
tangan, sebelumnya pada jari kuku mempelai perempuan dihiasi dengan inai atau
daun pacar, kaki menggunakan kaos kaki dan selop hitam. Roncean melati sering
dipasang pada sanggul sisi kiri dan kanan untuk keindahan dan keharuman. Baju
pengantin untuk sekarang sudah ditambahkan dengan hiasan payet atau manik-manik.
2)
Pakaian pengantin laki-laki
Pakaian
pengantin laki-laki bewarna merah atau warna ungu dan biasanya dari bahan
beludru dengan hiasan manik-manik. Busana yang dikenakan pengantin laki-laki
terdiri dari jubah panjang sebatas lutut dilengkapi dengan selempang di bahu,
penutup kepala memakai sorban atau sungkon, pada bagian bawah pengantin pria
memakai celana panjang, bagian pinggang memakai pending, mengenakan
selop/sandal Arab, kaki memakai sarung tangan, jari kuku mempelai laki-laki
dihiasi dengan inai atau daun pacar.
b)
Senjata
1)
Kedik
Merupakan alat tradisional yang
digunakan sebagai alat pertanian. Alat ini digunakan di perkebunan terutama di
kebun lada. Dalam menggunakannya si pemakai harus berjongkok dan bergerak
mundur atau menyamping. Alat ini digunakan dengan cara diletakkan pada tanah
dan ditarik ke belakang. Alat ini efektif untuk membersihkan rumput pengganggu
tanaman lada. Kedik biasanya digunakan oleh kaum wanita karena alatnya kecil
dan relatif lebih ringan. Kedik hanya dapat digunakan untuk rumput jenis yang
kecil atau rumput yang tumbuh dengan akar yang dangkal, bukan ilalang.
2)
Parang
Parang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi biasa.
Bentuknya relatif sederhana tanpa pernak pernik. Kegunaannya adalah sebagai
alat potong atau alat tebas (terutama selak belukar) kala penggunanya keluar
masuk hutan. Parang juga digunakan untuk pertanian.
Contohnya
Parang Badau dikenal masyarakat Bangka dengan sebutan Parang Belitung. Oleh
masyarakat di sana Parang Belitung diyakini menyimpan nilai mistis. Bentuknya seperti layar kapal. Alat ini digunakan
terutama untuk perkelahian jarak pendek. Senjata ini mirip dengan golok di
Jawa, namun ujung parang ini dibuat lebar dan berat guna meningkatkan bobot
supaya sasaran dapat terpotong dengan cepat. Parang yang berdiameter sedang
atau sekitar 40 cm juga dapat digunakan untuk menebang pohon karena bobot
ujungnya yang lebih besar dan lebih berat.
C.
Toponim
[9]Toponim adalah gambaran
tentang karakteristik kota khususnya di daerah Bangka Belitung, secara
filosofis dan dari sisi sejarah dalam penamaannya. melalui penyebaranluasan
informasi yang penuh dengan nilai sejarah dan kandungan budaya serta
nilai-nilai filosofisnya dan pengenalan tentang toponim kota khususnya Bangka
Belitung.
1)
Pangkal pinang
Pangkal
pinang adalah salah satu kota bersejarah di Indonesia. pembentukan kota
pangkalpinang dimulai sejak adanya perintah sultan susuhunan Ahmad Najamuddin
Adi kesumo ( memerintah pada tahun 1758-1776 ) kepada abang Pahang bergelar
tumuggung dita menggala dan kepada depati serta batin-batin, baik batin pesira
maupun batin pengandang dan kepada para krio yang ada dipulau Bangka untuk
mencari pangkal atang pengkal sebagai tempat kedudukan demang dan jenang yang
bertugas mengawasi parit-parit penambangan timah, mengawasi pekerja-pekerja
yang disebut kuli tambang dari cina, siam, kocin, dan melayu. hingga sampai
kesultanan Palembang Darussalam. diantara pangkal atau pengkal pada masa itu
adalah pangkal bendul, bijat, bunut, rambat, parit sungai buluh, tempilang,
lajang, sungailiat, cegal, pangkal koba, balar, toboali, dan pangkalpinang yang
kita kenal sekarang.
Proses
pembentukan kota pangkalpinang menjadi sebuah kota seperti sekarang sangatlah
panjang dan berakar, dimulai dari ditemukannya biji timah yang terkandung
hampir diseluruh pelosok pulau Bangka, seperti eksploitasi timah dan hasil bumi
pulau Bangka seperti lada putih, karet dan dammar oleh berbagai bangsa.
struktur
kota pangkalpinang pada awalnya hanyalah sebuah pangkal atau pengkal penggumpul
timah dengan parit-parit timahnya dan pemungkiman disekitar sungai rangkui dan
sungai pedindang yang membelah kota pangkalpinang.
D.
Perubahan Pola Hidup
Masyarakat Bangka
Kedatangan pekerja-pekerja
china, sejak tahun 1733 ke pulau bangka, memberi perubahan pada rona kehidupan
sosial di bangka. Masyarakat cina muncul sebagai suatu rona masyarakat baru di
pulau bangka. Pada awalnya pola kehidupan penduduk pribumi tidak mengalami
perubahan dengan datangnya masyarakat baru ini. Karena kedua macam masyarakat
ini berkembang pada sektor kehidupan yang berbeda. Orang pribumi ( orang laut
dan orang gunung / darat ) memusatkan diri dalam kehidupan bercocok tanam dan
nelayan, sedangkan pendatang cina memusatkan diri hanya dalam kehidupan
pertambangan timah.
Dimasa itu masyarakat
pribumi bangka masih tercirikan dalam tiga katagori yang terpisah, yakni orang laut ( disebut
juga orang sekak ) yang menempati pantai-pantai serta bersifat semi nomaden,
dan orang gunung ( disebut juga orang darat ) yang menempati daerah pedalaman
yang terpencil ( remote ) yang juga bersifat semi menetap, dan orang melayu. Secara
keseluruhan mereka tidak terbentuk dalam kesatuan masyarakat. Bahkan mereka
belum juga dapat disebut sebagai kelompok masyarakatkarena sifat individual di
dalam kelompok tersebut masih tinggi. Mereka masih terbagi-bagi dalam
kelompok-kelompok kecil namun corak kehidupannya memiliki kemiripan.
Kumpulan-kumpulan
masyarakat kecil ini, yang tinggal bertebaran, mempunyai kepala atau pimpinan.
Gajahmada, ketika menjelajahi banyak tempat di bangka ( 1293 ), melantik
orang-orang setempat untuk menjadi penguasa kampung, antara lain di desa panji,
di ponggor dikaki gunung menumbing, jeruk, dan mendo. Mereka telah memiliki
bata-bata wilayahnya. Wilayah yang besar atau mungkin berpenduduk padat
dipimpin oleh seorang penguasa dengan pangkat patih. Seperti patih tali untuk
wilayah mendo dan patih pandang jiwa untuk jeruk. Karena bangka dianggap tidak
menghasilkan suatu yang tidak bermanfaat, maka pulau ini dilepas dari
pegawasannya. Sangat mungkin penataan masyarakat itu kemudian menghilang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebudayaan berasal dari
kata sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang
berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal
– hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.Antopologi merupakan hubungan
manusia dengan kebudayaan.
Menurut Koentjaraningrat
ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1.
Sistem religi yang meliputi : sistem
kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup, komunikasi keagamaan, upacara
keagamaan.
2.
Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan perkumpulan, sistem kenegaraan, sistem
kesatuan hidup, perkumpulan.
3.
Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan
tentang: flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, tubuh manusia dan perilaku
antar sesama manusia.
4.
Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi
berbentuk: lisan, tulisan.
5.
Kesenian yang meliputi: seni patung/ pahat, relief,
lukis dan gambar, rias, vocal, music, bangunan, kesusastraan, drama.
6.
Sistem mata pencaharian hidup atau sistem
ekonomi yang meliputi: berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, peternakan,
perikanan,perdagangan.
7.
Sistem peralatan hidup atau teknologi yang
meliputi: produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, peralatan
konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian dan perhiasan, tempat berlindung dan
perumahan, senjata.
Kebudayaan mempunyai
hubungan yang saling keterkaitan baik sejarah, kebudayaan, antropologi, sosiologi,
ekonomi, psikologis, georafis, maupun ilmu politik.
B.
Saran
Agar pembaca maupun para
mahasiswa lainnya tahu akan pentingnya kebudayaan Bangka Belitung tempo dulu
dan masa sekarang. Banyak hal yang menyangkut dari kebudayaan tersebut, baik
itu dari 7 unsur menurut
Koentjaraningrat seperti yang telah kami bahas pada makalah yang telah
kami buat. Dari pembahasan yang telah kami susun kita harus menjaga dan
melestarikannya agar kebudayaan kita yang ada di Bangka Belitung tidak punah.
DAFTAR PUSTAKA
Sujitno, Sutedjo . 2007. Sejarah
Penambangan Timah di Indonesia. Bangka : PT. TIMAH ( Tbk ).
Sujitno, Sutedjo.
1996. Sejarah Timah Indonesia. Bangka : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Elvian, Akhmad. 2015. Memarung,
Panggung, Bubung, Kampung & Nganggung. Pangkalpinang: Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga.
Elvian, Akhmad. dkk. 2015.
Ungkapan tradisional kota Pangkalpinang. Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga.
Elvian, Akhmad. Karnawati,
Tricahya. 2015. Pakaian adat dan pakaian adat pengantin paksian serta
upacara adat perkawinan kota Pangkalpinang. Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga.
Elvian, Akhmad. 2015. Toponim
kota Pangkalpinang.
Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga.
Ibrahim. Sari, Nirwara
dkk. 2007. Koba dalam historiografi. Koba : Badan Penerbitan Filsafat UGM.
Elvian akhmad, mulawarman
arie dkk. 2005. Sejarah dan
budaya pangkalpinang, Pangkalpinang : Bidang kebudayaan dinas kebudayaan dan pariwisata.
[2] Soerjono
Soekanto, Sosiologi suatu pengantar.hlm 154 - 155
[4] Akhmad
Elvian, Memarung, Panggung, Bubung, Kampung & Nganggung ( Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga, 2015 ) hlm
29, 48
[5] Akhmad
Elvian, Memarung, Panggung, Bubung, Kampung & Nganggung (
Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2015 ) hlm 89 - 94
[7] Akhmad
Elvian, Memarung, Panggung, Bubung, Kampung & Nganggung (
Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2015 ) hlm 62 – 67
[8] Akhmad
Elvian. Tricahya
Karnawati, Pakaian adat dan pakaian adat pengantin paksian serta upacara adat
perkawinan kota Pangkalpinang
( Pangkalpinang : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda
dan Olahraga, 2015 )
[9] Akhmad Elvian, Toponim
kota Pangkalpinang. Pangkalpinang : Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2015 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar